Cyber Pesantren | Setiap langkah yang kita ambil di dunia ini bukan sekadar perjalanan biasa, tetapi juga investasi untuk kehidupan setelahnya akhirat.
Dalam Islam, setiap manusia bertanggung jawab penuh atas amalnya sendiri. Tidak ada yang bisa menanggung dosa kita, tidak ada yang bisa menggantikan pahala kita. Semua akan kembali kepada diri kita masing-masing.
Allah telah memberikan akal, hati, dan petunjuk lewat Al-Qur’an serta sunnah Rasulullah Muhammad SAW sebagai kompas kehidupan. Namun, bagaimana kita menggunakannya sepenuhnya menjadi pilihan pribadi.
Dunia hanyalah tempat singgah sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan abadi. Lalu, sudahkah kita benar-benar mempersiapkannya?
Pilihan di Dunia, Akibat di Akhirat
Sering kali, manusia terlena dengan gemerlap dunia, seakan-akan kehidupan ini tidak akan berakhir. Padahal, setiap perbuatan yang kita lakukan akan dicatat, sekecil apa pun itu. Allah berfirman dalam Surah Az-Zalzalah ayat 7-8:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨)
Artinya, (7) “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. (8) Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya”.
Ayat ini mengingatkan bahwa setiap amal baik atau buruk akan memiliki konsekuensinya di akhirat. Tidak ada yang bisa melarikan diri dari pertanggungjawaban. Harta, jabatan, dan popularitas tidak akan lagi berarti di hadapan Allah. Yang tersisa hanyalah amal yang telah kita kumpulkan selama hidup di dunia.
Jangan Menunda Kebaikan
Banyak orang berpikir bahwa mereka masih punya banyak waktu untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Padahal, tidak ada yang tahu kapan ajal menjemput. Rasulullah Muhammad Saw pernah bersabda:
“Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, (4) Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (5) Waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim)
Kesempatan untuk berbuat baik harus segera dimanfaatkan. Tidak perlu menunggu sempurna untuk memulai amal shaleh, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Yang penting adalah terus berusaha memperbaiki diri setiap hari.
Persiapan untuk Akhirat
Sebagai penanggung jawab atas diri kita sendiri, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar kehidupan di akhirat kelak menjadi lebih baik:
- Memperbaiki Salat, Salat adalah tiang agama dan amalan pertama yang akan dihisab di akhirat. Jika salat kita baik, maka amalan lain juga akan mengikuti.
- Meningkatkan Sedekah, Sedekah adalah investasi akhirat yang tidak akan merugi. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sedekah bisa menjadi pelindung dari siksa neraka.
- Menjaga Lisan, Setiap kata yang keluar dari mulut akan dipertanggungjawabkan. Menghindari ghibah, fitnah, dan ucapan yang menyakiti orang lain adalah bagian dari persiapan akhirat.
- Banyak Istighfar dan Taubat, Tidak ada manusia yang luput dari dosa, tetapi Allah Maha Pengampun bagi siapa saja yang benar-benar ingin kembali kepada-Nya.
- Menjalin Silaturahmi, Hubungan baik dengan sesama manusia juga akan berpengaruh terhadap kehidupan akhirat. Menjaga hati agar tidak dipenuhi kebencian akan membawa ketenangan.
Kita yang Menentukan Nasib Sendiri
Di hari akhir nanti, tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali amal kita sendiri. Tidak ada alasan untuk menyalahkan orang lain atau keadaan, karena setiap pilihan ada di tangan kita. Jika ingin bahagia di akhirat, maka mulai hari ini kita harus membangun kebiasaan baik dan meninggalkan yang buruk.
Akhirat bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi pasti akan datang. Maka, mari jadikan setiap detik di dunia ini sebagai kesempatan untuk menabung pahala. Karena pada akhirnya, diri kita sendirilah yang akan mempertanggungjawabkan segalanya di hadapan Allah.
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi: 110)
Kontributor: Alvera Metasari, Pembina Asrama Putri PPMI