Hormatilah Orang Yang Tidak Berpuasa, Bukan Sekedar Minta Dihormati
Oleh: Hurin’in AM, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan
Cyber Pesantren | Puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia, terutama selama bulan Ramadan. Dalam pelaksanaannya, umat Islam diwajibkan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari fajar hingga terbenamnya matahari.
Namun, di tengah-tengah masyarakat, sering muncul fenomena di mana orang yang berpuasa merasa perlu untuk dihormati, bahkan sampai meminta orang yang tidak berpuasa untuk tidak makan atau minum di depan mereka.
Fenomena ini sering menimbulkan perdebatan mengenai siapa sebenarnya yang harus dihormati, apakah orang yang sedang berpuasa atau orang yang tidak berpuasa juga perlu dihormati dalam konteks kehidupan sosial yang majemuk (beragam agama, beragam kondisi, dan ragam lainnya).
Puasa sebagai Pilihan dan Kewajiban
Bagi umat Islam, puasa adalah kewajiban yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan. Namun, di sisi lain, tidak semua orang dalam suatu masyarakat menjalankan ibadah puasa. Ada sebagian orang atau beberapa kelompok yang tidak berpuasa, baik karena alasan agama, kesehatan, atau kondisi tertentu yang membebaskan mereka dari kewajiban tersebut. Oleh karena itu, keberadaan orang-orang yang tidak berpuasa adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan sosial yang beragam.
Sering kali, mereka yang menjalankan puasa menuntut orang lain untuk tidak makan atau minum di depan mereka sebagai bentuk penghormatan.
Baca Juga: Panduan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dalam Madzhab Maliki
Namun, perlu dipahami bahwa puasa adalah ibadah yang sifatnya personal, dan setiap individu yang menjalankannya seharusnya memiliki keteguhan iman untuk menghadapi godaan, termasuk melihat orang lain makan dan minum.
Menghormati Orang yang Tidak Berpuasa
Jika kita berbicara tentang toleransi dan penghormatan, maka penghormatan tidak bisa berjalan satu arah saja. Orang yang berpuasa meminta dihormati dengan cara tidak melihat orang lain makan dan minum, tetapi bagaimana dengan hak mereka yang tidak berpuasa?
Menghormati bukan berarti mengekang kebebasan orang lain dalam menjalankan haknya. Orang yang tidak berpuasa tentu memiliki kebebasan untuk makan dan minum tanpa harus merasa bersalah atau ditegur karena menjalankan kebiasaan mereka.
Dalam konteks masyarakat yang plural, toleransi harus berjalan dua arah. Sama seperti umat Islam yang meminta toleransi dalam menjalankan ibadah puasanya, umat Islam juga seharusnya menghormati mereka yang tidak berpuasa. Memaksakan orang lain untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kita adalah bentuk intoleransi yang justru bertentangan dengan semangat keberagaman.
Islam Mengajarkan Kesabaran dan Keteguhan
Salah satu nilai utama dalam menjalankan ibadah puasa adalah melatih kesabaran. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa puasa adalah ujian bagi umat Islam untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertakwa. Dengan demikian, puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari amarah, perasaan superior terhadap orang lain, dan keinginan untuk mengontrol tindakan orang lain.
Baca Juga: Dosa Makan di Depan Orang Puasa, Mitos atau Fakta?
Jika seorang Muslim merasa terganggu karena melihat orang lain makan atau minum, maka hal ini seharusnya menjadi kesempatan untuk melatih diri dalam menghadapi godaan. Islam tidak mengajarkan paksaan dalam beribadah, melainkan menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan keteguhan hati dalam menjalankan kewajiban agama.
Oleh karena itu, seorang muslim yang menjalankan puasa seharusnya tidak mudah goyah hanya karena melihat seseorang yang tidak berpuasa menikmati makanannya. Bahkan sampai melakukan sweeping terhadap warung atau rumah makan yang buka di siang hari hanya karena minta dihormati sebab ia sedang berpuasa.
Membangun Kesadaran Sosial yang Lebih Dewasa
Dalam membangun masyarakat yang harmonis, perlu adanya kesadaran sosial yang lebih dewasa. Masyarakat yang matang dalam pemahaman beragama dan sosial akan memahami bahwa keberagaman adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Dalam konteks ini, meminta orang lain untuk menghormati kita, tetapi kita sendiri tidak mau menghormati mereka adalah sikap yang tidak adil.
Baca Juga: Puasa Membentuk Kedisiplinan, Bukan Sekedar Ibadah Tahunan!
Menghormati orang yang tidak berpuasa bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti tidak menegur mereka yang makan di tempat umum, tidak memaksa mereka untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan kita, dan tidak merasa lebih suci hanya karena sedang menjalankan ibadah puasa. Dengan begitu, kita tidak hanya menunjukkan kedewasaan dalam beragama, tetapi juga memperlihatkan sikap toleransi yang sejati.
Baca Juga: Puasa Air dan Puasa Benih
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa puasa adalah ibadah yang membutuhkan keikhlasan dan keteguhan hati, bukan sekadar meminta penghormatan dari orang lain. Dalam masyarakat yang beragam, penghormatan harus berjalan dua arah.
Orang yang berpuasa berhak menjalankan ibadahnya dengan tenang, tetapi mereka yang tidak berpuasa juga berhak menjalankan kehidupannya tanpa tekanan. Dengan memahami konsep penghormatan yang seimbang, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, penuh dengan toleransi, dan saling menghargai satu sama lain. []
3 Komentar