Jejak Kehormatan Dan Keimanan Di Jalan Spiritual

Muhammad Arif Luthfi - Kepala LPM STIT Makrifatul Ilmi
Muhammad Arif Luthfi - Kepala LPM STIT Makrifatul Ilmi

 

 

Bacaan Lainnya

Cyber Pesantren | Syair lagu Harga Diri karya Rhoma Irama mengandung makna yang mendalam tentang kehormatan dan keimanan.

Boleh saja kita miskin

Kalau itu jadi kehormatan

Boleh saja kita lapar

Kalau itu jadi keimanan

 

Demi kehormatan boleh miskin

Demi kehormatan

Demi keimanan boleh lapar

Demi keimanan

 

Jangan sampai dijual berapa pun harga diri ini

Jangan sampai ditukar dengan apa pun keimanan ini

 

Demi kehormatan boleh miskin

Demi kehormatan

Demi keimanan boleh lapar

Demi keimanan

 

Lebih baik jalan kaki tapi punya harga diri

Daripada bersedan tanpa kehormatan

Lebih baik gubuk tua tapi jadi hamba Tuhan

Daripada di gedung tanpa keimanan

 

Hanya dengan kehormatan

Diri jadi berharga

Hanya dengan keimanan

Hidup jadi bahagia

Dalam liriknya, tersirat pesan bahwa kemiskinan dan kelaparan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti jika itu berarti menjaga kehormatan dan iman. Harga diri tidak boleh dijual, dan keimanan tidak boleh ditukar dengan apapun.

Lebih baik hidup dalam keterbatasan tetapi tetap berpegang teguh pada prinsip dan iman, daripada hidup dalam kemewahan namun kehilangan makna spiritual.

Pesan ini sangat relevan dengan esensi Ramadan, bulan yang mengajarkan kita untuk menahan lapar dan dahaga demi keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

 

Ramadan: Bulan Ujian dan Penguatan Iman

Ramadan adalah bulan di mana umat Islam di seluruh dunia menjalani ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Selama sebulan penuh, umat Islam berlatih menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Ini bukan sekadar latihan fisik, tetapi lebih dari itu, Ramadan merupakan ujian sejati bagi keimanan seseorang. Seperti yang tersirat dalam lagu Harga Diri, menahan lapar bukanlah suatu kelemahan, melainkan bentuk keteguhan dalam menjaga keimanan.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali diuji dengan berbagai godaan, baik dalam bentuk materi maupun nafsu duniawi. Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan diri dan mengendalikan godaan tersebut.

Ketika seseorang mampu menahan lapar dan dahaga dengan penuh keikhlasan, ia sedang membuktikan bahwa keimanannya lebih kuat daripada kebutuhan jasmani.

 

Kesederhanaan sebagai Bentuk Kehormatan

Lirik Harga Diri menekankan bahwa lebih baik hidup dalam keterbatasan tetapi tetap memiliki harga diri, daripada hidup bergelimang harta tetapi kehilangan kehormatan. Ini sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan di bulan Ramadan.

Dalam Islam, kemuliaan seseorang tidak diukur dari kekayaan atau jabatan, tetapi dari ketakwaannya kepada Allah Swt. Ramadan mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan duniawi, tetapi dalam ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah.

Puasa mengajarkan kita untuk bersikap sederhana, baik dalam makanan, perilaku, maupun gaya hidup. Meskipun ada kesempatan untuk menikmati makanan lezat saat berbuka, Islam menganjurkan agar berbuka dengan secukupnya, sebagaimana Rasulullah Saw menganjurkan untuk berbuka dengan kurma dan air.

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *