Ketika Hati Menemukan Kedamaian, Berserah di Atas Sajadah

Ilustrasi
Ilustrasi

Cyber Pesantren | Dalam perjalanan hidup, manusia sering dihadapkan pada berbagai ujian kadang ringan, kadang begitu berat hingga membuat hati terasa sesak.

Ada saatnya kita merasa lelah, seakan semua usaha sudah dikerahkan, tetapi hasilnya belum juga terlihat. Pada titik inilah, sajadah menjadi tempat terbaik untuk bersandar, tempat di mana kita bisa benar-benar berserah kepada-Nya.

Bacaan Lainnya

Di atas sajadah, tidak ada gengsi, tidak ada kepura-puraan. Hanya ada jiwa yang mengakui kelemahan dan hati yang merendah di hadapan Sang Maha Kuasa.

Air mata yang jatuh di atas kain sajadah menjadi saksi betapa banyak doa yang telah dipanjatkan, harapan yang disandarkan, dan kesedihan yang ingin diredakan.

Berserah bukan berarti menyerah. Justru, ini adalah bentuk kepasrahan tertinggi, sebuah pengakuan bahwa di balik segala usaha dan ikhtiar, ada takdir yang telah Allah tetapkan.

Terkadang, manusia terlalu sibuk menggenggam dunia hingga lupa bahwa ketenangan sejati hanya bisa ditemukan dalam sujud yang khusyuk.

Di atas sajadah, kita diajak untuk berbicara dengan Tuhan, tanpa perantara, tanpa batas. Bercerita tentang luka, mengadu tentang kecewa, atau sekadar bersyukur atas nikmat yang sering terlupakan. Di sanalah hati yang semula gelisah perlahan menemukan kedamaian, sebab dalam doa dan kepasrahan, kita tahu bahwa segala sesuatu sudah ada dalam genggaman-Nya.

Ramadhan adalah momen terbaik untuk kembali menguatkan hubungan dengan-Nya. Lewat setiap sujud dan doa yang dipanjatkan, kita diajak untuk lebih banyak berserah, lebih banyak mengikhlaskan, dan lebih banyak percaya bahwa segala ketetapan-Nya adalah yang terbaik.

Maka, ketika dunia terasa berat, ketika langkah terasa goyah, kembalilah ke atas sajadah. Karena di sanalah tempat terbaik untuk menemukan ketenangan, melepaskan beban, dan merasakan kasih sayang Allah yang tiada batasnya.

Berserah bukan berarti menyerah, tapi percaya bahwa segala yang datang dari-Nya pasti akan berakhir dengan kebaikan.

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *