Berkah Kesabaran, yaitu menahan lapar adalah latihan menahan diri dalam kehidupan. Kalau kita bisa sabar menunggu berbuka, mungkin kita juga bisa lebih sabar dalam menghadapi masalah sehari-hari.
Berkah Kebersamaan, yaitu Ramadan mendekatkan kita dengan keluarga dan teman. Berbuka bersama jadi momen yang menyenangkan, walaupun tetap ada drama rebutan gorengan.
Berkah Spiritualitas, yaitu Ramadan adalah waktu di mana kita lebih dekat dengan Allah Swt. Seperti lilin yang menerangi kegelapan, Ramadan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan mencari cahaya dalam hidup.
Menjaga Lilin Tetap Menyala
Banyak orang semangat di awal Ramadan, tetapi mulai melemah di pertengahan bulan. Masjid penuh saat Shalat Tarawih malam pertama, tetapi mulai sepi di minggu kedua. Semangat membaca Al-Qur’an tinggi di hari pertama, lalu mulai berkurang setelah seminggu.
Tantangan kita adalah bagaimana agar lilin iman tetap menyala, bahkan setelah Ramadan berakhir. Karena sejatinya, Ramadan bukan hanya tentang sebulan penuh ibadah, tetapi tentang bagaimana kita mempertahankan kebiasaan baik ini sepanjang tahun.
Jadi, jika suatu saat perut terasa ingin “padam” sebelum Maghrib, ingatlah bahwa Ramadan bukan sekadar tentang menahan lapar. Ini adalah perjalanan spiritual, di mana kita belajar menjadi lilin yang menerangi diri sendiri dan orang lain.
Tetap semangat, tetap sabar, dan jangan lupa jaga lilin iman tetap menyala, meskipun perut berusaha memadamkannya! Selamat berpuasa![]
|
Kontributor: Bachtera Dona Lubis, M.Pd., Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan