Cyber Pesantren | Di era modern yang penuh dengan tekanan, self-healing menjadi konsep yang semakin populer. Banyak orang mencari cara untuk menyembuhkan luka batin dan mengatasi stres, mulai dari meditasi, journaling, hingga terapi profesional. Namun, salah satu cara paling kuat yang sering terlupakan adalah self-healing dengan iman.
Iman bukan hanya sekadar kepercayaan, tetapi juga sumber ketenangan jiwa. Dalam Islam, iman dapat menjadi pegangan yang kokoh dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Berikut adalah beberapa cara self-healing melalui iman yang bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari:
Mendekatkan Diri kepada Allah melalui Shalat
Shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana komunikasi langsung dengan Allah. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 45, Allah berfirman:
وَاسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡخٰشِعِيۡنَۙ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Dengan shalat, hati menjadi lebih tenang, dan pikiran yang kacau bisa kembali jernih. Ruku’ dan sujud dalam shalat juga memiliki efek menenangkan, mirip dengan teknik relaksasi dalam psikologi modern.
Berserah Diri (Tawakal) untuk Mengurangi Overthinking
Kita sering kali terjebak dalam overthinking, memikirkan hal-hal yang di luar kendali kita. Islam mengajarkan konsep tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal. Dalam Surah At-Talaq ayat 3, Allah berfirman:
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupinya.” (QS. At-Talaq: 3)
Ketika kita tawakal, kita belajar menerima bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya dan percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik.
Membaca Al-Qur’an sebagai Terapi Hati
Al-Qur’an disebut sebagai syifa’ atau penyembuh. Membaca dan mentadabburi (merenungi) ayat-ayat Al-Qur’an dapat menjadi terapi jiwa. Dalam Surah Al-Isra ayat 82, Allah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Isra: 82)
Saat merasa sedih atau gelisah, coba baca Al-Qur’an, khususnya ayat-ayat yang mengandung motivasi dan ketenangan seperti Surah Ar-Rahman atau Surah Ad-Duha.
Mengingat Kematian untuk Menghargai Hidup
Mengapa mengingat kematian justru bisa menjadi bagian dari self-healing? Karena hal ini membuat kita lebih fokus pada hal yang benar-benar penting. Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)
Dengan menyadari bahwa hidup ini sementara, kita lebih bisa menikmati setiap momen tanpa terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut.
Bersyukur dalam Setiap Keadaan
Salah satu teknik self-healing yang sangat ampuh adalah bersyukur. Dalam Surah Ibrahim ayat 7, Allah berfirman:
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ
Mencatat hal-hal kecil yang kita syukuri setiap hari bisa membantu kita melihat sisi positif kehidupan dan mengurangi stres.
Self-healing bukan hanya tentang perawatan diri secara fisik, tetapi juga penyembuhan jiwa. Dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat, tawakal, membaca Al-Qur’an, mengingat kematian, dan bersyukur, kita bisa menemukan ketenangan yang sejati.
Ketika dunia terasa berat, ingatlah bahwa Allah selalu ada untuk kita. Semoga dengan iman, kita dapat melewati setiap ujian hidup dengan lebih kuat dan tenang. Wallahu a’lam bishawab. []
1 Komentar