Senyum Manis, Aroma Mulut Sadis

Ilustrasi Menutup Mulut
Ilustrasi Menutup Mulut

 

Cyber Pesantren | Ramadan bulan penuh berkah, pahala berlipat ganda, dan tentu saja, tantangan-tantangan unik yang hanya terjadi saat berpuasa. Salah satunya? Bau mulut yang sadis! Siapa yang pernah mengalami momen awkward (canggung, kikuk) ini: lagi asyik ngobrol, tiba-tiba lawan bicara mulai menjauh perlahan, ekspresinya berubah, lalu tanpa sadar mereka memiringkan badan atau malah menutup hidung? Yup, itu sinyal tak terucap bahwa napas kita sedang dalam mode “asap pabrik fermentasi.” Dan yang bikin miris, ini bukan karena kita malas sikat gigi, tetapi karena kita sedang beribadah!

Bacaan Lainnya

 

Penyebab Bau Mulut saat Puasa: Bukan Salah Sikat Gigi!

Kalau kita pikir bau mulut saat puasa terjadi karena jarang gosok gigi, well… itu setengah benar. Namun, alasan utamanya adalah produksi air liur yang berkurang. Air liur berfungsi seperti petugas kebersihan yang mengusir bakteri penyebab bau. Tetapi begitu tubuh masuk mode puasa, produksi air liur menurun, bakteri berpesta pora, dan hasilnya? Napas kita berubah jadi senjata biologis. Ditambah lagi, lambung yang kosong terlalu lama bisa menyebabkan bau asam dari perut naik ke mulut. Jadi bukan cuma napas yang bermasalah, tetapi bisa jadi suara kita juga mulai mengandung aroma “lemari fermentasi.”

Tapi tenang, kabar baiknya, Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: “وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Demi Zat yang jiwa Muhammad Saw berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma misk.” (HR. Bukhari-Muslim)

Masyaallah, di mata manusia mungkin kita ‘agak mengganggu’, tetapi di sisi Allah Swt, kita justru sedang wangi spiritual! Sayangnya, manusia di sekitar kita tidak punya sensor keharuman ilahi, jadi tetap perlu usaha biar nggak bikin klenger orang sekitar jadi pingsan.

Tips Menjaga Napas Segar tanpa Merusak Puasa

Karena permen mint atau semprotan penyegar napas jelas-jelas bukan solusi (karena takut tertelan dan membatalkan puasa), mari kita coba beberapa trik halal dan aman berikut:

Gosok Gigi & Bersiwak, Rasulullah Saw sangat menganjurkan bersiwak, terutama saat berpuasa. Kalau nggak ada siwak, sikat gigi pakai pasta gigi juga nggak masalah—asal jangan sambil ngemil pasta ya.

Perbanyak Minum Air Putih saat Sahur, kurang cairan bikin mulut lebih cepat kering. Jadi, jangan hanya ngopi atau ngeteh saat sahur, tetapi pastikan air putih tetap mendominasi!

Makan Makanan Penyegar Napas, hindari bawang-bawangan saat sahur kalau nggak mau napas makin berbumbu. Sebagai gantinya, konsumsi makanan seperti apel, daun mint, atau yogurt yang bisa membantu mengurangi bau.

Obat Kumur Bebas Alkohol, obat kumur bisa membantu membunuh bakteri penyebab bau. Tapi pastikan yang tanpa alkohol dan jangan tertelan, ya!

 

Etika Sosial saat Puasa: Tetap Pede, Jaga Jarak Aman!

Meski sudah berusaha, kadang bau mulut tetap tak terhindarkan. Nah, ini tips agar tetap bisa bersosialisasi tanpa bikin orang lain berpikir kita habis makan petai, jengkol, kuaw:

🟢 Jaga Jarak Sosial Alami, sekarang kan sudah terbiasa social distancing sejak pandemi. Anggap saja ini kesempatan untuk tetap menjaga ‘jarak aman’. Kalau bicara, jangan terlalu dekat, cukup dalam radius nyaman.

🟢 Gunakan Ekspresi & Gestur yang Ramah, kalau ragu napas masih menyengat, gunakan ekspresi wajah yang ramah dan gerakan tangan yang mendukung komunikasi. Jadi meski bicara agak berjarak, kita tetap terlihat engaging!

🟢 Bicara dengan Posisi Sedikit Menyamping, ini trik lama yang efektif. Jangan langsung berbicara lurus ke wajah orang lain, tetapi sedikit menyamping agar angin bau tidak langsung menghantam lawan bicara.

🟢 Jika Terpaksa Berbicara Dekat, Bicara Secukupnya, jangan over-explain! Kalau bisa dijelaskan dalam satu kalimat, jangan pakai satu paragraf penuh. Semakin lama kita berbicara, semakin besar kemungkinan ‘serangan gas’ meluncur.

Ibadah Tetap Lancar, Sosialisasi Tetap Aman

Bau mulut saat puasa memang tantangan yang nyata, tetapi bukan alasan untuk menghindari interaksi sosial atau minder. Dengan menjaga kebersihan mulut, memilih makanan yang tepat saat sahur, dan menerapkan etika komunikasi yang baik, kita bisa tetap percaya diri bersosialisasi tanpa membuat orang lain ‘tersedak udara’. Dan ingat, meskipun bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah Swt, itu tetap tidak berlaku di meeting Zoom atau di ruang kelas. Jadi, pastikan trik di atas diterapkan! Selamat menjalankan ibadah puasa dengan penuh keberkahan dan bebas dari ‘kecelakaan aroma’! []

 

 

|

Kontributor: Surismi Nada Puspa

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *