Cyber Pesantren | Puasa Ramadan merupakan rukun Islam yang keempat yang diwajibkan bagi umat Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt, puasa juga memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual, fisik, maupun sosial.
Salah satu manfaat utama dari puasa adalah melatih dan memperkuat kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Puasa Ramadan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai pengendalian diri, ketaatan terhadap aturan, manajemen waktu, konsistensi dalam ibadah, serta menahan diri dari hal yang tidak perlu.
Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah salah satu aspek utama yang dipelajari melalui puasa. Saat berpuasa, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu dari fajar hingga maghrib. Hal ini melatih seseorang untuk tidak bertindak secara impulsif dan belajar mengendalikan keinginannya.
Contoh nyata dari pengendalian diri dalam puasa adalah menahan amarah. Dalam keadaan lapar dan haus, emosi seseorang bisa lebih mudah terpancing dan tersulut. Namun, puasa mengajarkan untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi yang menantang.
Apakah selama menjalankan ibadah puasa mampu menempa diri kita untuk bisa mengendalikan diri kita dari amarah, dengan harapan pasca-Ramadan kita menjadi pribadi yang tenang dan sabar. Jelas, bahwa puasa melatih individu untuk memiliki kendali diri yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
Ketaatan terhadap Aturan
Puasa Ramadan mengharuskan umat Islam untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan, seperti tidak makan dan minum selama waktu tertentu, berbuka dan sahur pada waktu yang telah ditentukan, serta menjauhi perbuatan yang dapat membatalkan puasa.
Ketaatan terhadap aturan ini membentuk karakter disiplin dalam menjalankan kewajiban lainnya. Contoh dari ketaatan ini adalah mematuhi waktu berbuka dan sahur.
Meskipun seseorang merasa lapar sebelum waktu berbuka tiba, mereka harus menunggu hingga azan maghrib berkumandang. Begitu juga dengan sahur, yang dianjurkan dilakukan sebelum waktu fajar.
Dengan terbiasa menaati aturan ini, seseorang juga akan lebih mudah untuk disiplin dalam hal lain, seperti datang tepat waktu ke tempat kerja atau sekolah, serta mematuhi peraturan yang ada di lingkungan sosial, taat berlalu-lintas, taat saat antre menunggu giliran.
Manajemen Waktu
Puasa Ramadan mengajarkan pentingnya manajemen waktu. Selama bulan Ramadan, umat Islam harus mengatur waktu dengan baik agar dapat menjalankan ibadah dengan optimal. Misalnya, waktu sahur dan berbuka yang sudah ditentukan mengajarkan seseorang untuk bangun lebih awal dan tidak menunda-nunda makan sahur.
Selain itu, dengan adanya ibadah tambahan seperti shalat tarawih, seseorang harus mampu mengatur jadwal kegiatannya agar tetap bisa menjalankan ibadah dengan baik tanpa mengabaikan tanggung jawab lainnya.
Baca Juga: Dalil Anjuran Tadarus Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
Misalnya, seorang pekerja atau pelajar harus membagi waktu antara belajar, bekerja, beribadah, dan istirahat agar tetap produktif selama Ramadan. Dengan manajemen waktu yang baik, seseorang dapat menjadi lebih teratur dan efisien dalam kesehariannya, bahkan setelah bulan Ramadan berakhir dapat membentuk pribadi yang mampu memanajeri diri dengan baik.
Konsisten dalam Ibadah
Puasa Ramadan juga membentuk kedisiplinan dalam menjalankan ibadah. Selama bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan shalat tarawih.
Kebiasaan ini melatih seseorang untuk lebih konsisten dalam beribadah, tidak hanya selama Ramadan tetapi juga di bulan-bulan berikutnya. Sebagai contoh, banyak orang yang memulai kebiasaan membaca Al-Qur’an setiap hari selama Ramadan dengan target khatam dalam satu bulan.
Jika kebiasaan ini terus dijaga setelah Ramadan, maka seseorang akan semakin terbiasa untuk meluangkan waktu dalam sehari untuk mendekatkan diri kepada Allah. Begitu juga dengan shalat malam yang dilakukan secara rutin selama bulan Ramadan, yang jika dipertahankan, dapat menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.
Menahan Diri dari Hal yang Tidak Perlu
Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan seseorang untuk menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan berbahaya. Ini termasuk menjaga lisan dari berkata kasar, menahan diri dari bergosip, dan menghindari perbuatan yang sia-sia.
Sebagai contoh, di era digital saat ini, banyak orang yang menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak produktif, seperti terlalu banyak scrolling dan bermain media sosial atau menonton hiburan yang tidak bermanfaat.
Puasa mengajarkan seseorang untuk lebih fokus pada hal yang lebih berarti, seperti memperbanyak ibadah, membaca buku yang bermanfaat, atau membantu orang lain. Dengan demikian, seseorang akan lebih disiplin dalam menggunakan waktunya untuk hal-hal yang lebih positif.
Dari uraian di atas dapat kita ambil pemahaman bahwa puasa Ramadan tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan latihan kedisiplinan yang mencakup banyak aspek kehidupan.
Melalui pengendalian diri, ketaatan terhadap aturan, manajemen waktu, konsistensi dalam ibadah, serta menahan diri dari hal yang tidak perlu, seseorang dapat membentuk karakter yang lebih disiplin dan bertanggung jawab.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang terbentuk selama Ramadan seharusnya tidak hanya berlangsung selama satu bulan, tetapi juga terus dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari sampai bulan Ramadan tahun depan.
Dengan demikian, puasa tidak hanya menjadi ibadah tahunan, tetapi juga menjadi sarana pembentukan pribadi yang lebih baik dan lebih disiplin dalam menjalani kehidupan.[]
Artikel ini ditulis oleh: Surismi Nada Puspa, M.Pd.I – Ketua Prodi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makrifatul Ilmi Bengkulu Selatan
2 Komentar