Sajak Rindu di Bulan Ramadhan

Liza Wahyuninto
Liza Wahyuninto

Cyber Pesantren | Ramadhan selalu datang seperti tamu istimewa yang dirindukan. Ia membawa ketenangan dalam kesunyian malam, cahaya dalam gelapnya hati, dan harapan dalam setiap doa yang terucap.

Bulan suci ini bukan sekadar tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang perjalanan hati yang merindu rindu pada kasih sayang-Nya, rindu pada momen kebersamaan, dan rindu pada kedamaian yang sering terlupakan di hari-hari biasa.

Bacaan Lainnya

Di setiap tarawih yang khusyuk, ada rindu yang terurai dalam doa. Bibir melafalkan ayat-ayat suci, tapi hati melayang jauh, mengenang Ramadhan-Ramadhan sebelumnya.

Mungkin dulu kita berbuka bersama keluarga yang kini tak lagi ada, atau mungkin ada sahabat yang biasa menemani ibadah, tetapi kini hanya tinggal kenangan.

Puasa bukan hanya tentang menahan nafsu, tapi juga tentang menahan rindu. Rindu pada masa kecil saat Ramadhan terasa begitu sederhana, rindu pada suara azan yang menggema di kampung halaman, rindu pada harumnya masakan ibu yang selalu jadi favorit saat berbuka. Setiap momen di bulan suci ini seakan menjadi nostalgia yang tak lekang oleh waktu.

Namun, di balik rindu yang menyelimuti, Ramadhan juga mengajarkan harapan. Harapan untuk menjadi lebih baik, harapan agar doa-doa diijabah, harapan agar hati semakin dekat dengan-Nya.

Di setiap sujud panjang, kita menitipkan segala kegelisahan dan rindu kepada Sang Maha Pemilik Hati.

Ramadhan adalah waktu untuk mendekat, bukan hanya pada Allah, tetapi juga pada orang-orang yang kita cintai. Meski jarak memisahkan, meski keadaan tak lagi sama, kita tetap bisa menyampaikan rindu melalui doa.

Karena doa tak pernah terhalang oleh ruang dan waktu.

Maka, biarkanlah Ramadhan kali ini menjadi ladang rindu yang menenangkan. Rindu yang membuat kita lebih banyak bersyukur, lebih banyak berbagi, dan lebih banyak mendekatkan diri pada-Nya.

Sebab di bulan penuh ampunan ini, setiap rindu yang terucap dalam doa adalah bukti bahwa hati kita masih ingin kembali pada-Nya.

Selamat menjemput Ramadhan. Semoga rindu ini membawa kita lebih dekat kepada Allah.

|

Kontributor: Liza Wahyuninto, Ketua LPPM STIT Makrifatul Ilmi bengkulu Selatan

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *